Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Pasar Legi Ponorogo Pasarnya Rakyat Ponorogo

Bagi Anda warga Ponorogo tentu sudah tidak asing lagi dengan pasar tradisional yang menjadi ikon perekonomian di Ponorogo. Ya, Pasar Legi Ponorogo yang menjadi pasar induk para pedagang maupun masyarakat Kota Ponorogo. Pasar yang berada di Jalan Soekarno Hatta tersebut saat ini telah dibangun menjadi lebih megah dan baru saja diresmikan tanggal 9 Februari 2021. Sejak kejadian kebakaran tahun 2017, pemerintah melakukan pembangunan pasar secara bertahap. Pembangunan tersebut tidak membutuhkan waktu yang sedikit disebabkan megaproyek tersebut memerlukan dana yang cukup besar serta proses pengajuan anggaran dana yang tidak mudah.

Pasar yang dulunya memiliki nama Pasar Legi Songgolangit ini memiliki sejarah perjalanan yang mungkin sebagian masyarakat belum mengetahuinya. Berdirinya pasar legi ini bermula dari sebuah kisah pada puluhan tahun silam. Bagi Anda yang belum mengetahui seluk beluk kisahnya, inilah secuil sejarah pasar legi Ponorogo.

KILAS BALIK PERJALANAN PASAR LEGI PONOROGO









Sejarah Awal Berdirinya Pasar Legi Ponorogo

Dahulu Ponorogo dipimpin oleh Tumenggung Surodiningrat. Namun sejak beliau wafat, keadaan Kota Ponorogo mengalami keterpurukan. Disebutkan dari Buku Babad Ponorogo bahwa Beliau memiliki 23 istri dan 135 putra sehingga terjadilah perebutan kekuasaan dan jabatan yang menyebabkan pertengkaran. Untuk mengatasi kekacauan tersebut, Sri Sunan Pakubowono Surakarta mengirim Raden Tumenggung Wiryodiningrat sebagai penguasa sementara. Namun ternyata belum berhasil juga. Tumenggung Wiryodiningrat kemudian membuat rumah sendiri yang berjarak kira-kira 4 km dari Kabupaten lama (Pasar Pon) ke arah barat (sekarang Mangkujayan). Rakyat juga turut serta membangun rumah sehingga kawasan tersebut menjadi ramai. Pada akhirnya Tumenggung mendirikan pasar Mernung sebagai pusat perekonomian rakyat. Mernung berasal dari kata Bernung yang artinya wadah air yang banyak dijual di pasar ini.

Seiring berjalannya waktu, pada tahun 1837 pasar Mernung semakin ramai terutama di hari pasaran legi, sehingga nama Pasar Mernung berubah menjadi Pasar Legi. Nama Pasar Legi ini berlangsung ratusan tahun terlebih ketika Tumenggung Wiryodiningrat menjadi Wedono Bupati di Ponorogo.

Pasar Legi di Era Bupati Markum

Pada tahun 1994-2004, Ponorogo dipimpin oleh Bupati Markum. Pada era ini, Pasar Legi dibangun semakin megah pasca kebakaran besar yang melanda pada tahun 2002. Mulanya hanya berlantai 1 dan sebagian besar masih beralaskan tanah. Sejak pasar terbakar habis dan mengalami renovasi total, tahun 2005 Pasar Legi dibangun berlantai 2 dan bangunannya semakin modern. Namanyapun melegendaris sejak ada penambahan nama Songgolangit. Nama Songgolangit bermula dari kisah Dewi Songgolangit, Putri Mahkota Kerajaan Kediri, yang konon berparas cantik. Kisah tersebut sangat terkenal di Ponorogo, sehingga sebagai bentuk penghargaan kebudayaan nama Pasar Legi diberi nama baru yakni Pasar Legi Songgolangit.

Pasar Legi Songgolangit di Era Bupati Ipong

Pada kepemimpinan Bupati Ipong (2015-2020), Pasar Legi Songgolangit kembali mengalami tragedi kebakaran yang meluluhlantakkan kurang lebih 500 kios. Tepatnya pada Mei 2017, kebakaran terbilang tidak terlalu besar jika dibanding sebelumnya. Sebelum dibangun, para pedagang Pasar Songgolangit direlokasi sementara di Pasar eks-Stasiun yang berlokasi di bekas RSUD Ponorogo. Pemerintah melakukan tahap pembangunan Pasar Legi secara multiyears dari akhir tahun 2018 hingga 2020. Lika liku proyek pembangunan berlangsung lama karena berkaitan dengan anggaran. 

Gedung baru yang telah dibangun dan selesai diresmikan ini bukan lagi bernama Pasar Songgolangit. Oleh Bupati Ipong namanya dikembalikan menjadi Pasar Legi Ponorogo. Alasannya, sejak penambahan nama Songgolangit ini pasar legi mengalami 2 kali kebakaran. Nama ini juga dinilai terlalu berat. 

Pasar Legi Ponorogo yang baru hadir dengan kekhasan warna hijau yang selanjutnya dinamakan sebagai Green Building yang ramah lingkungan. Pasar ini juga dilengkapi dengan sistem safety yang ]tahan gempa dan dapat mendeteksi kebakaran secara cepat. Gedung yang memiliki dua bangunan ini terdiri dari gedung pasar utama yang memiliki empat lantai dan gedung parkir yang memiliki dua lantai. Di sekeliling gedung Pasar Legi Ponorogo ini juga telah dibangun RTH (Ruang Terbuka Hijau).


Posting Komentar untuk "Pasar Legi Ponorogo Pasarnya Rakyat Ponorogo"